Total Tayangan Halaman

Selasa, 08 Februari 2011

Menjadi Guru Semua Usia

Lisa Rosaline
SMP/SMA Smart Ekselensia Indonesia
Guru, sebuah profesi yang sekilas kedengarannya sederhana dan mudah untuk dilakukan. Setiap hari seorang guru bisa dilihat di setiap kelas di sekolah-sekolah. Beliau berdiri di depan kelas, berbicara dan memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Sebuah profesi yang kelihatannya mudah,tetapi apakah kenyataannya demikian?
Mungkin kita pernah mendengar bahwa guru berarti "digugu dan ditiru" atau dengan kata lain seorang guru adalah profil yang harus dipatuhi dan dapat menjadi contoh bagi siswa-siswanya. Setiap langkah,tindakan,perilaku,tutur kata sampai penampilan seorang guru akan menjadi model dan kemungkinan besar akan dijadikan contoh oleh siswa-siswanya. Hal ini membuat profesi seorang guru bukan lagi menjadi suatu hal yang mudah karena berkaitan dengan tanggung jawab moralnya sebagai seorang manusia yang harus memberikan contoh terbaiknya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi juga seorang pendidik.
Sebagai seorang guru yang baru mengajar selama kurang lebih 10 tahun, saya merasakan bahwa ternyata menjadi seorang guru tidaklah semudah apa yang pernah saya bayangkan di awal saya mengajar. Semua membutuhkan proses sehingga sudah cukup banyak suka duka yang saya lalui. Dalam jangka waktu sepuluh tahun ini, Alhamdulillah saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya mengajar siswa-siswa mulai dari level play group yang berusia 2-3 tahun sampai dengan bapak ibu yang sudah setengah baya. Saya pernah mengajar di lembaga formal sekolah mulai dari Taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi dan juga di lembaga informal yaitu di beberapa kursus dan bimbingan belajar.
Setiap level usia peserta didik ternyata menuntut hal yang berbeda dari seorang guru. Jenis lembaga pendidikan (formal atau informal) ternyata juga berpengaruh terhadap tuntutan tersebut. Berdasarkan pengalaman di atas, saya ingin berbagi tips-tips mengajar dan menjadi guru semua usia.
A. Tips mengajar siswa play group (2-3 tahun)
1. Sabar,ramah dan ceria.
Siswa di usia ini biasanya masih senang berekplorasi sehingga membutuhkan kesabaran ekstra dari gurunya. Lagu-lagu, tepuk tangan dan senyum ramah guru merupakan hal penting untuk mereka.
2. Memahami prinsip multiple intelligence.
Penggunaan prinsip "multiple intelligence" sangatlah diperlukan di level. Seorang guru harus peka terhadap kecerdasan siswa-siswanya. Variasi penggunaan media audio visual sangatlah dibutuhkan. Siswa-siswa di level ini juga sangat senang bergerak sehingga permainan yang menarik akan sangat membantu siswa memahami materi yang disampaikan.
3. Memiliki banyak variasi permainan.
Rangsangan motorik berupa penggunaan beberapa permainan seperti menyusun gambar puzzle, menyusun balok-balok atau mewarnai akan sangat disukai oleh siswa-siswa di level ini.
4. Memberikan rewards (penghargaan)
Penghargaan (rewards) sangat disukai siswa-siswa di level ini. Makanan kecil atau kertas lipat yang dihias adalah alternatif pilihan penghargaan yang tepat bagi mereka. Gambar –gambar stiker dengan beraneka ragam gambar pahlawan kartun atau tokoh dongeng anak-anak adalah penghargaan favorit yang sangat disukai siswa-siswa saya sewaktu saya mengajar play group.
B. Tips mengajar siswa usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun)
1. Sabar,ramah dan ceria.
Seperti halnya siswa di usia play group, siswa taman kanak-kanak masih membutuhkan kesabaran ektra dari gurunya. Lagu-lagu, tepuk tangan, senyum ramah guru dan juga rewards (penghargaan) masih merupakan hal penting untuk mereka.
2. Memahami prinsip multiple intelligence dan mulai mengajak siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat dalam hal-hal yang sederhana..
Prinsip multiple intelligence juga sangat berguna di level ini. Perbedaan antara mengajar siswa taman kanak-kanak dan siswa play group adalah bahwa siswa di usia 4-6 tahun sudah mulai bisa dirangsang kemampuan logikanya. Guru sudah mulai bisa menanyakan pendapat siswa tentang suatu hal sederhana sehingga akan mempermudah guru mencari metode pengajaran yang tepat.
3. Mulai memberikan contoh mulai dari perilaku sederhana sehari-hari sampai contoh di dalam materi pelajaran.
Hal terberat yang harus dilakukan guru taman kanak-kanak adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai, karakter baik, tata krama perilaku sehari-hari kepada siswa. Siswa Taman kanak-kanak adalah peniru yang handal. Seorang guru benar-benar harus bisa menjadi contoh yang baik karena siswa di level ini peka sekali terhadap setiap contoh yang dilihatnya.
Dalam memahami materi pelajaran, metode mengajar seperti metode Glen Doman untuk pengembangan bahasa juga sudah bisa diterapkan di level ini. Seorang siswa sudah dapat belajar membaca kata-kata yang ditulis dan dilafalkan oleh guru sebagai contoh. Siswa dapat menghafal dan memahami huruf-huruf sebagai proses membaca bersama guru dan teman-temannya di dalam kelas.Dalam hal ini guru sebenarnya sudah mengajarkan belajar kelompok dan prinsip kebersamaan kepada siswa-siswanya.
4. Mengadakan komunikasi intensif dengan siswa dan orangtua setelah pelajaran.
Frekuensi pembicaraan santai yang intensif antara guru, siswa dan orangtua setelah jam sekolah, akan sangat membantu guru mengetahui perkembangan belajar siswa. Hal-hal yang terjadi dan sudah ditulis di buku komunikasi bisa lebih didiskusikan di saat santai seperti ini. Untuk orangtua yang tidak berkesempatan bertemu langsung dengan guru,komunikasi bisa dilakukan dengan komunikasi lewat telepon atau kunjungan langsung ke rumah (home visit).
C. Tips mengajar siswa usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)
1. Sabar, ramah tetapi tegas
Seorang guru Sekolah Dasar diharapkan bisa bersikap lebih fleksibel dalam arti bahwa guru tersebut bisa memahami situasi dan memberikan respon yang tepat sesuai situasi tersebut. Senyum dan keramahan guru tetap menjadi andalan seorang guru agar siswanya merasa nyaman belajar dengan guru tersebut. Di sisi lain, siswa usia SD pada umumnya sudah mulai mempunyai karakter dasar yang kuat, yang terbentuk saat mereka masih berusia balita. Seringkali apa yang disampaikan guru tidak diterima begitu saja oleh mereka oleh karena itu guru harus sabar tetapi guru bisa bertindak tegas saat siswa tersebut mulai terlihat kurang bisa bersikap baik.
2. Memberikan variasi pelajaran dengan tetap memperhatikan prinsip multiple intelligence
Siswa SD seringkali jenuh dalam mengikuti pelajaran. Suasana kelas akan menjadi tidak kerkendali di saat mereka bosan dan lelah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu melihat kecenderungan kecerdasan kelasnya.
Berdasarkan pengalaman, saya akan memberikan banyak aktifitas yang memungkinkan siswa untuk bergerak apabila setelah saya amati ternyata sebagian besar siswa di kelas tersebut memiliki kecerdasan kinestetik yang menonjol. Aktifitas ini juga mungkin bisa dilakukan di luar kelas sehingga siswa mendapatkan suasana yang lain. Apabila siswa memiliki kecenderungan visual,maka saya akan mempersiapkan banyak gambar dan diagram saat saya mengajar. Tentu saja saya tidak memperhatikan salah satu kecerdasan saja selama tahun ajaran tersebut, saya biasanya membuat variasi tetapi apabila siswa sudah terlihat mulai jenuh, maka saya akan melakukan rencana pengajaran andalan yang disesuaikan dengan kecenderungan siswa di kelas tersebut.
3.Memberikan contoh melalui cerita dan hal-hal yang terjadi di sekitar.
Berdasarkan pengalaman,memang agak sulit membuat SD berkonsentrasi langsung terhadap pelajaran saat guru masuk kelas. Biasanya saya akan memulai kelas dengan permainan yang berkaitan dengan pelajaran tetapi kadang-kadang saya memulainya dengan bercerita dan mengajak mereka berpikir tentang hal-hal yang terjadi di sekitar. Dalam hal ini, sebenarnya guru ingin memberikan contoh karakter yang baik dan mengasah kemampuan siswa untuk dapat berinteraksi lebih dengan guru.
4. Memberikan rewards (penghargaan) dan punishment s(hukuman)
Penghargaan berupa tambahan nilai adalah favorit siswa walaupun penghargaan dalam bentuk benda juga merupakan motivasi bagi mereka. Pemberian tambahan nilai pada 3 orang terbaik di dalam suatu pelajaran di setiap jam pelajaran tersebut akan dapat menambah motivasi siswa untuk belajar. Penghargaan berupa benda di akhir semester untuk 3 orang terbaik di setiap mata pelajaran juga dapat memacu siswa untuk giat belajar.Pengurangan poin nilai atau pemberian tugas ekstra juga bisa diberikan pada siswa sebagai hukuman karena kurang bisa mematuhi peraturan .
5. Komunikasi dengan orangtua
Komunikasi dengan orangtua tetap di butuhkan untuk siswa sekolah dasar tetapi ferkuensinya tidak harus sebanyak komunikasi dengan siswa taman kanak-kanak. Pertemuan setiap dua bulan antara guru wali kelas dan orang tua siswa akan dapat membantu kelancaran belajar siswa.
D. Tips mengajar siswa usia Sekolah Menengah Pertama (13-15 tahun)
1. Sabar, ramah, tegas dan memahami dunia remaja.
Siswa di usia ini adalah remaja muda, biasanya sedang mengalami pubertas sehingga kadang-kadang ada hal-hal yang dilakukan siswa yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu proses belajar mereka. Guru yang baik harus mampu menjadi profil yang tegas saat mereka tidak bisa konsisten dengan disiplin belajar. Di sisi lain, keramahan dan kesabaran dibutuhkan saat mereka sudah bisa kooperatif untuk belajar.Siswa SMP biasanya tidak terlalu suka diatur sehingga guru sebaiknya mempelajari dunia mereka dan berkomunikasi dengan bahasa yang sebaik mungkin sehingga mereka tidak merasa sedang dinasehati.
2. Mulai membimbing siswa untuk bisa kreatif dan mengembangkan potensi dirinya sendiri
Guru sekolah menengah diharapkan lebih bersifat sebagai seorang fasilitator yang tidak sekedar memberi pengajaran tetapi lebih mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sendiri. Guru sebaiknya memberikan kebebasan siswa untuk berkreasi, memotivasi dan lebih banyak memberikan apresiasi kepada para siswanya.
3. Mengikuti perkembangan teknologi dan memberikan contoh dan nasehat secara tidak langsung
Mungkin kita pernah mendengar istilah “guru gaul” tapi kadang masih belum bisa mendefinisikan secara jelas makna guru gaul itu sendiri. Menurut pandangan saya, apabila seorang guru tidak selalu harus memberi contoh langsung dan memarahi langsung siswa tetapi bisa dengan memberikan contoh secara tidak langsung.
Sebagai ilustrasi,di suatu kelas, ketika seorang guru sedang menjelaskan sesuatu. Guru tersebut melihat ada dua orang siswanya tidak konsentrasi dan berbicara terus saat pelajaran berlangsung. Ada baiknya guru menegur baik-baik saat itu agar mereka berhenti berbicara tetapi guru tidak perlu marah-marah dan menasehati saat itu juga karena akan membuang-buang waktu pelajaran. Ada baiknya guru memanggil siswa setelah pelajaran, berbicara baik-baik dan mendekati siswa tersebut secara tidak langsung.
Saat ini ada media Facebook yang merupakan sarana komunikasi sosial. Guru dapat berkomunikasi dan mengamati perilaku siswa-siswanya dari situs tersebut. Guru juga bisa mengirimkan artikel yang berisi nasehat atau berkomunikasi lewat internet dengan siswa tersebut. Dengan cara ini, guru akan terkesan tidak menggurui dan siswa akan merasa nyaman menerima nasehat-nasehat tersebut. Secara tidak langsung guru sudah membimbing siswa dan memperlancar proses pengajaran di kelas di waktu selanjutnya karena siswa tersebut sudah merasa nyaman dengan gurunya.
4. Memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman)
Memberikan penghargaan kepada siswa SMP sebenarnya jauh lebih mudah daripada siswa SD. Pemberian sedikit pujian saat mereka sudah melakukan sesuatu hal yang baik, biasanya akan langsung membuat siswa tersebut lebih bersemangat. Demikian juga sedikit ucapan yang menyakitkan mereka bisa membuat mereka tidak bersemangat untuk belajar. Oleh karena itu, seorang guru yang baik harus mampu bersahabat dan memberikan banyak apresiasi pada siswanya. Pemberian tambahan nilai dan benda-benda juga dapat memotivasi mereka tetapi disarankan tidak terlalu sering karena diharapkan di level SMP siswa sudah mempunyai kesadaran bahwa belajar bukan hanya sekedar untuk nilai tetapi belajar pada hakekatnya adalah untuk pengembangan diri dan masa depan mereka sendiri.
5. Komunikasi dengan orangtua
Komunikasi dengan orangtua masih tetap di butuhkan untuk siswa SMP tetapi ferkuensinya tidak harus sebanyak komunikasi dengan siswa SD dan SMP, kecuali untuk siswa-siswa yang bermasalah. Pertemuan setiap dua kali satu semester antara guru wali kelas dan orang tua siswa diharapkan dapat membantu kelancaran belajar siswa.
E. Tips mengajar siswa usia Sekolah Menengah Atas (15-18 tahun)
1. Tegas tetapi bersahabat.
Siswa SMA sudah merasa dewasa dan tidak mau didikte baik oleh orang tua maupun gurunya. Walaupun sebenarnya mereka sedang dalam proses pencarian jati diri, tetapi seringkali mereka sudah cukup percaya diri bahwa diri mereka sendiri bisa melakukan semuanya sendiri dengan baik dan benar sehingga tidak membutuhkan nasehat orang lain. Seorang guru yang baik diharapkan bisa memahami proses ini dan menyingkapinya dengan baik. Sikap yang bersahabat tetapi tetap bisa tegas saat diperlukan akan membuat siswa SMA bersimpati pada gurunya dan mau belajar dengan baik.
2. Membantu siswa mengembangkan potensinya dengan lebih baik dan memberikan arahan masa depan yang baik
Orientasi siswa SMA adalah perguruan tinggi dan masa depan yang lebih baik. Seorang guru diharapkan mampu memberikan arahan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya. Contoh dan motivasi seperti biografi orang-orang berhasil di sebaiknya diselipkan dalam setiap materi pelajaran sehingga tidak terkesan menggurui atau memaksa siswa melakukan sesuatu untuk masa depan mereka.
3. Terus belajar, mengembangkan pengetahuan dan menghargai saran dan kritik siswa
Siswa SMA sudah memiliki pengetahuan yang cukup luas. Mereka pada umumnya sudah mampu berpikir dengan logika yang baik. Pertanyaan-pertanyaan mereka di kelas cenderung kritis dan memerlukan wawasan yang luas untuk menjawabnya oleh karena itu seorang guru SMA harus terus mengembangkan pengetahuannya. Siswa SMA juga cenderung ingin dihargai pendapatnya sehingga mereka sering memberikan saran dan kritik sehingga seorang guru yang bijak diharapkan bisa berlapang dada dan selalu introspeksi diri.
4. Memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman)
Siswa SMA memang masih memerlukan reward sebagai penghargaan atas usahanya baik itu dalam bentuk tambahan nilai,pujian atau benda kongkrit. Berbeda dengan level siswa di jenjang pendidikan yang lebih rendah, siswa SMA kurang bisa menerima adanya hukuman. Oleh karena itu mereka sebaiknya tidak lagi dimarahi atau dinasehati secara langsung, melainkan diajak berdiskusi. Setelah mereka menyadari kesalahannya, diharapkan mereka bisa menetukan sendiri hukuman yang pantas bagi mereka sendiri. Dengan metode seperti ini diharapkan siswa menjalankan hukuman dengan ikhlas dan tidak mengulangi kesalahannya bahkan belajar dari kesalahannya.
5. Komunikasi intensif dengan semua siswa
Siswa SMA pada umumnya tidak menginginkan keterlibatan orang dewasa, dalam hal ini orangtua, untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sehingga guru diharapkan bisa berkomunikasi dengan semua siswa secara langsung. Sebagai contoh,untuk mengetahui bagaimana karakter dan cara belajar siswa A,guru bisa mengetahuinya dari siswa B yang merupakan teman dekat siswa A ,demikian sebaliknya. Komunikasi dengan orangtua 1x setiap semester biasanya cukup untuk menyampaikan hasil belajar dan perilaku siswa di sekolah.
F. Tips mengajar siswa Perguruan Tinggi (18-22 tahun)
1. Serius tapi santai.
Siswa perguruan tinggi pada umumnya sudah memiiki kesadaran belajar yang tinggi sehingga tidak perlu dipaksa untuk belajar. Suasana yang serius tapi santai akan membuat siswa nyaman dan proses belajar bisa berjalan dengan baik.
2. Menerapkan pengajaran mandiri
Siswa perguruan tinggi cukup mendapat sedikit teori dan sebaiknya diberikan kebebasan untuk belajar mandiri.
3. Terus belajar, mengembangkan pengetahuan dan menghargai saran dan kritik siswa
Sama halnya, dengan siswa SMA, siswa perguruan tinggi relatif kritis sehingga guru harus terus belajar. Siswa perguruan pada umunmya menyukai pengajar yang demokratis sehingga apabila ada saran dan kritik, sebaiknya dikembalikan ke forum mahasiswa tersebut dan didiskusikan solusi terbaiknya.
4. Memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman)
Kesadaran belajar yang sudah cukup tinggi akan mempermudah pengajar memberikan punishment (hukuman) apabila target yang ditetapkan tidak tercapai. Pengurangan nilai dan penambahan tugas adalah hukuman yang efektif. Lain halnya dengan siswa sekolah, mahasiswa biasanya cukup puas dengan penghargaan nilai yang baik saat akhir semester. Tetapi pemberian reward berupa benda atau makanan sesekali akan membuat suasana kelas menyenangkan dan membuat mereka terhibur.
5. Komunikasi secukupnya
Mahasiswa sudah cukup dewasa untuk terlalu banyak berbincang-bincang. Komunikasi secukupnya melalui tulisan 2x per semester akan cukup efektif untuk mengetahui respon mereka tentang proses belajar mengajar.
F. Tips mengajar siswa yang sudah bekerja (23-…. tahun)
1. Serius tapi santai,menyenangkan dan menghibur.
Siswa yang sudah bekerja cenderung lelah sehingga mereka biasanya tidak terlalu antusias untuk belajar. Guru yang baik diharapakan dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan menghibur sehingga siswa terhibur,rileks dan bisa serius untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.
2. Membahas pelajaran di kelas dan menghindari terlalu banyak pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah bisa menjadi beban bagi siswa yang sudah mempunyai aktifita s lain selain belajar. Oleh karena itu guru diharapkan bisa menyelesaikan materi pelajaran di kelas dan menghindari terlalu banyaknya pekerjaan rumah.
3. Terus belajar, mengajar dengan bahasa yang mudah dipahami,dan menghargai saran dan kritik siswa
Siswa yang sudah bekerja pada umunya berwawasan luas tetapi kadang terlalu lelah untuk belajar lagi. Oleh karena itu, guru yang baik harus bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana tetapi tidak mengubah makna pelajaran.Guru juga harus terus belajar agak bisa mengimbangi pengetahuan siswanya.Sama seperti mengajar siswa perguruan tinggi, guru harus bisa bijaksana tehadap semua kritik dan saran dari siswa.Pada umumnya siswa yang sudah bekerja membayar biaya pendidikannya sendiri sehingga mereka sudah mempunyai motivasi yang tinggi.Sehingga reward and punishment tidak diperlukan kecuali hanya untuk menghibur dan menciptakan suasana kelas yang berbeda. Komunikasi guru dengan murid sebaiknya dibuat sejajar seperti teman daripada seperti guru dan murid sehingga siswa tidak merasa canggung dalam proses belajar mengajar.
Demikianlah beberapa tips yang bisa saya bagi berdasarkan pengalaman saya.Mudah-mudahkan dapat bermanfaat dan membuat para guru terinspirasi untuk menjadi guru semua usia.